Sabtu, 24 Juli 2010

skripsi ku

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kota Matangglumpangdua bisa dikatakan kota yang masih tertinggal dibandingkan dengan kota–kota lain yang ada di Aceh. Akan tetapi, semenjak berdirinya Universitas Almuslim, Kota Matangglumpangdua perlahan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Universitas Almuslim didirikan pada tanggal 24 November 1929. Pada Mulanya Universitas Almuslim merupakan sebuah yayasan dengan nama Jami’ah Almuslim dengan tokoh pendirinya yaitu Tgk. Abdurrahman Meunasah Meucap, Tgk. Chiek Muhammad Djohan Alamsyah (Ulee Balang Peusangan), Tgk. H. Ibrahim Meunasah Barat, Tgk. Abbas Bardan, Tgk. Abed Idham, Tgk. Habib Muhammad, Tgk. Ridwan dan lain–lain. Pendirian Almuslim Peusangan dilakukan dalam situasi peperangan antara pemuda Peusangan dengan serdadu tentara Belanda yang dipimpin langsung oleh Tgk. Abdurrahman Meunasah Meucap. Hal ini mengingat pada waktu itu perlawanan terhadap penjajah hanya membuang-buang energi tanpa dibarengi dengan pemikiran dan taktik yang brilian akibat masih rendahnya pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu, didirikanlah Yayasan Almuslim Peusangan tersebut.
Banyak perkembangan dan kemajuan yang telah di capai oleh Universitas Almuslim dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan. Salah satu pencapaian yang patut dibanggakan yaitu status terakreditasi dengan nilai C yang bisa disetarakan dengan beberapa Universitas ternama di Aceh lainnya. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama yang telah dilakukan segenap civitas kampus untuk berusaha memajukan Universitas Almuslim.
Dengan tambahan pencapaian prestasi seperti itu, tidak dapat dipungkiri kedepannya Universitas Almuslim akan semakin dikenal ditengah–tengah masyarakat Aceh sebagai sebuah Universitas yang patut dipertimbangkan dan dapat menjamin mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sebagai calon generasi penerus bangsa. Dan hal itu juga akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan anak–anaknya di Universitas Almuslim.
Terlepas dari itu, perkembangan Universitas Almuslim yang sedang berjalan juga turut memajukan Kota Matangglumpangdua. Pusat bisnis dan pertokoan di sepanjang jalan serta toko – toko menjamur bak cendawan yang tumbuh di musim hujan. Gairah usaha melejit atas dasar pertimbangan Kota Matangglumpangdua mempunyai potensial yang mendukung percepatan kemajuan sektor perdagangan. Begitu juga halnya dengan usaha yang mendukung kegiatan belajar mengajar kampus juga menjamur sehingga kegiatan ekonomi tumbuh pesat.
Dahulunya, di Kota Matangglumpangdua hanya ada dua toko saja yang menyediakan jasa fotocopy yaitu toko Pakisco dan Mitra Kampus. Toko percetakan foto pun hanya ada di Meunasah Timu. Ini merupakan situasi pada tahun 1999. Hanya ada sedikit rumah kos dan rumah makan kala itu. Toko yang menjual pakaian jadi juga hanya beberapa saja. Yang banyak dijumpai adalah toko yang menjual kain tetapi sekarang toko kain telah kehilangan sedikit pelanggannya yang beralih ke toko pakaian jadi. Hal ini disebabkan banyaknya mahasiswa dan mahasiswi yang lebih tertarik pada pakaian jadi untuk keperluan perkuliahan mereka. Malah sekarang berkembang pula toko spray yang mulai menjamur akibat banyaknya permintaan dari para konsumen terutama mahasiswa yang menempati kos dan rumah persewaan.
Banyak investor dan pelaku ekonomi mulai melirik kawasan perkotaan / seputar kampus untuk menanamkan investasinya karena menganggap bahwa Kota Matangglumpangdua mempunyai potensi yang menjanjikan bagi bisnis yang dijalankan. Tak hanya itu, perkongsian dagang tak ketinggalan menguatkan posisinya dari persaingan yang semakin hari semakin ketat antar para pelaku pasar dalam merebut kepercayaan konsumen.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dua permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan sebab akibat dan pengaruh yang terkait antara dua kedua permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian tentang potensialitas adanya Universitas Almuslim terhadap perkembangan Kota Matangglumpangdua. Penulis tertarik memilih judul ini dikarenakan melihat perkembangan pesat yang menjadi pencapaian membanggakan dari Universitas Almuslim dan pengaruh signifikannya terhadap perkembangan Kota Matangglumpangdua terutama dalam bidang ekonomi.

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana pengaruh pertumbuhan Universitas Almuslim terhadap perkembangan perekonomian Kota Matangglumpangdua.

1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui seluk beluk perkembangan Universitas Almuslim dan bagaimana dampak yang ditimbulkannya terhadap perkembangan Kota Matangglumpangdua.







BAB II
LANADASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1. Deskripsi Teori
a. Arti Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Lincolin Arsyad, 1997 : 11). Pertumbuhan ekonomi adalah proses terjadi kenaikan produk nasional bruto riel atau pendapatan nasional riel. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riel. Output total riel suatu perekonomian bisa juga tetap konstan atau mengalami penurunan sepanjang waktu. Ini berarti perekonomian statis atau mengalami penurunan (stagnasi). Perubahan ekonomi meliputi baik pertumbuhan, statis ataupun stagnasi pendapatan nasional riel. Penurunan merupakan perubahan negatif, sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan positif (Faried Wijaya, 1990 : 262).
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini dapat dilihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu (Boediono, 1985 : 1). 26.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Ada dua sisi hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi output totalnya dan sisi jumlah penduduknya. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita, tidak bisa tidak, harus dianalisa dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk dilain pihak (Boediono, 1985:1).
Aspek yang ketiga dari difinisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penuruan output per kapita bukan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mengalami kenaikan output per kapita (Boediono, 1985 : 2).

b. Sumber – Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Ada beberapa sumber strategis dan dominan yang menentukan pertumbuhan ekonomi tergantung bagaimana mengklasifikasikannya. Salah satu mengklasifikasikanya menjadi faktor-faktor fisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi sumber - sumber tersebut. Meskipun dipunyai sumber dominan untuk pertumbuhan yang kwantitasnya cukup banyak serta dengan kwalitas cukup tinggi tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang maka laju pertumbuhan ekonominya rendah (Faried Wijaya, 1990 : 264).
Faktor pertumbuhan berupa faktor-faktor fisik sumber-sumber daya alami, kwantitas dan kwalitas sumber daya manusia, jumlah barang-barang kapital dan teknologi. Keempat faktor ini disebut faktor-faktor penawaran dalam pertumbuhan ekonomi. Tersedianya lebih banyak dan lebih baik sumber-sumber alami dan manusia, barang kapital, serta tingkat pengetahuan teknologi yang lebih tinggi memungkinkan perekonomian memproduksi jumlah output lebih besar (Faried Wijaya, 1990 : 264).
Faktor manajemen penggunaan sumber-sumber dalam pertumbuhan ekonomi merupakan aspek permintaan dan aspek alokasi sumber daya. Aspek permintaan berarti agar sumber-sumber daya yang ada dan terus bertambah dapat digunakan sepenuhnya, maka dibutuhkan pertumbuhan tingkat permintaan agregatif yang mencukupi. Menggunakan semua sumber daya dan kapital serta teknologi yang ada saja tidaklah cukup. Sumber-sumber tersebut haruslah digunakan sedemikian rupa sehingga dapat diproduksi jumlah output maksimum dengan menggunakan sumber daya tersebut (Faried Wijaya, 1990 : 264).



c. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan ekonomi tidak lain adalah suatu ceritera (yang logis) mengenai bagaimana proses pertumbuhan terjadi (Boediono, 1985 : 2).
Satu hal yang perlu ditekankan sejak awal adalah bahwa didalam ilmu ekonomi tidak hanya terdapat satu teori pertumbuhan, tetapi terdapat banyak teori pertumbuhan. Sampai saat ini (dan masa mendatang) tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh dan lengkap dan yang merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berbagai ekonom besar, sejak lahirnya ilmu Ekonomi mempunyai pandangan atau persepsi yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Sering kali pandangan atau persepsi ini sangat dipengaruhi oleh keadaan atau peristiwa-peristiwa pada waktu ekonom tersebut hidup. Seringkali pula teori pertumbuhan seorang ekonom dipengaruhi oleh idiologi yang dianut oleh ekonom, sehingga aspek-aspek yang ditonjolkan dalam teorinya mencerminkan kecenderungan idiologisnya. Ini semua perlu dipahami oleh setiap orang yang mempelajari teori pertumbuhan (ilmu ekonomi umumnya). Jangan sampai berpendapat bahwa teori yang kebetulan pelajari adalah satu-satunya kebenaran yang tidak bisa dibantah.
Semakin banyak teori yang di pelajari, semakin luas pandangan, dan semakin mudah menghindari perangkap fanatisme intelektual tersebut (Boediono, 1985 : 2).

d. Teori-Teori Klasik
Ada beberapa teori-teori klasik, yaitu :
1. Adam Smith
Adam Smith (1723–1790), yang terkenal dengan teori nilainya yaitu teori yang menyelidiki faktor-faktor yang menentukan nilai atau harga suatu barang. Tetapi didalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of the Nations (1776) secara singkat sering disebut sebagai Wealth of Nations, bisa dilihat bahwa tema pokoknya adalah mengenai bagaimana perekonomian (kapitalis) tumbuh. Dalam buku tersebut Smith, mungkin orang yang pertama yang mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis. Oleh sebab itu, teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari pengkajian masalah pertumbuhan secara sistematis (Boediono, 1985 : 7).

2. David Ricardo
David Ricardo (1772–1823) mengembangkan teori pertumbuhan Klasik lebih lanjut. Pengembangan ini berupa penjabaran model pertumbuhan menjadi suatu model yang lebih tajam, baik dalam konsep-konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan itu sendiri. Namun perlu ditekan lagi disini bahwa garis besar dari proses pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output.
Kesimpulan umumnya masih tetap bahwa dalam perpacuan tersebut penduduklah yang akhirnya menang, dan dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai posisi stationer. Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-sumber alam) tidak bisa bertambah, sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat (Boediono, 1985 : 17).
Perbedaan terutama terletak pada penggunaan alat analisa mengenai distribusi pendapatan (berdasarkan teori Ricardo mengenai sewa tanah) dalam penjabaran mekanisme pertumbuhan dan pengungkapan peranan yang lebih jelas dari sektor pertanian diantara sektor-sektor lain dalam proses pertumbuhan (Boediono, 1985 : 17).




Perekonomian Ricardo ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tanah terbatas jumlahnya
b. Tenaga kerja (penduduk) yang meningkat (atau menurun) sesuai dengan apakah tingkat upah diatas atau dibawah tingkat upah minimal (yang oleh Ricardo disebut tingkat upah alamiah natural wage)
c. Akumulasi kapital terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik kapital berada diatas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan investasi.
d. Dari waktu ke waktu terjadi kemajuan teknologi.
e. Sektor pertanian dominan

3. Arthur Lewis
Boediono, 1985 : 35, Salah satu perumusan yang terkenal dari teori Klasik dalam konteks permasalahan pembangunan ekonomi negara-negara berkembang diungkapkan oleh ekonom zaman modern Arthur Lewis. Model pertumbuhan dengan suplay tenaga kerja yang tak terbatas merupakan model pertumbuhan Arthur Lewis. Pokok permasalahan yang dikaji oleh Lewis adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam perekonomian dua sektor :
a. Sektor tradisional, dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga kerja yang melimpah
b. Sektor modern, dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi kapital
Proses pertumbuhan ekonomi terjadi apabila tenaga kerja bisa dipertemukan dengan kapital. Lewis memberikan teori mengenai proses pertemuan kedua faktor produksi ini dan proses pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan.




e. Teori-Teori Modern
Ada beberapa teori-teori modern dalam teori pertumbuhan, yaitu :
1. Harrod – Domar
Teori Harrod – Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek utama yang dikembangkan dari teori Keynes adalah aspek yang menyangkut peranan investasi dalam jangka panjang. Dalam teori Keynes, pengeluaran investasi mempengaruhi permintaan agregat tetapi tidak mempengaruhi penawaran agregat. Harrod – Domar melihat pengaruh investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Menurut kedua ekonom ini, pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, investasi menambah stok kapital misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan, dan sebagainya (Boediono, 1985 : 59).
Hubungan antara stok kapital dengan penawaran agregat adalah setiap penambahan stok kapital masyarakat meningkatkan pula kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output. Output yang dimaksud adalah output yang potensial bisa dihasilkan dengan stok kapital (kapasitas pabrik) yang ada (Boediono, 1985 : 60).

2. Solow – Swan
Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri - sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo Klasik. Model Solow dan Swan memusatkan perhatianya pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi (Boediono, 1985 : 81).



Kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih luwes karena,
a. Menghindari masalah ketidakstabilan yang merupakan ciri warranted rata of growth dalam model Harrood-Domar.
b. Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi pendapatan.
Keluwesan ini terutama disebabkan oleh karena Solow dan Swan menggunakan bentuk fungsi produksi yang lebih mudah dimanipulasikan secara aljabar (Boediono, 1985 : 81).
f. Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman modal asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang berasal dari luar negri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui investasi langsung (Direct Investment) maupun investasi tidak langsung (Portofolio). (Suyatno, 2003;72)
Untuk membangun suatu perekonomian harus memiliki Social Overhead Capital yaitu proyek-proyek raksasa yang diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan seperti jalan raya, rel kereta api, proyek irigasi dan bendungan, serta sarana kesehatan umum. Semua ini memerlukan investasi yang sangat besar yang cenderung bersifat sekaligus. Tidak ada seorang pun atau perusahaan kecil yang mampu membangun suatu sistem jalan raya. Tidak ada perusahaan yang bisa berharap mendapatkan laba jika dana yang diperlukan tidak mampu disediakan oleh pemerintah. Disinilah manfaat proyek investasi skala besar yang ke 41 semuanya itu berasal dari luar negeri yang dapat menyebar ke seluruh perekonomian

g. Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi langsung (Direct Investment) merupakan investasi yang melibatkan pihak investor secara langsung dalam operasional usaha yang akan di laksanakan, sehingga dinamika usaha yang menyangkut kebijakan perusahaan yang di tetapkan, tujuan yang hendak di capai, tidak lepas dari pihak yang berkepentingan (investor asing). Investasi langsung, langsung di perjual belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market) dan pasar turunan (derivative market).

h. Investasi Tidak Langsung (Portofolio)
Investasi tidak langsung (portofolio) merupakan investasi keuangan yang di lakukan di luar negeri. Investor membeli uang atau ekuitas, dengan harapan mendapat manfaat finansial dari investasi tersebut. Bentuk investasi portofolio yang sering di temui adalah pembelian obligasi/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen di perusahaan investasi.

2.1.2. Kerangka Berfikir
Secara umum kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai perspektif seperti tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, kondisi perumahan, sosial, budaya serta jaminan persamaan hak dalam politik, hukum dan keamanan/ketertiban. Indikator-indikator output tersebut baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama (komposit) dapat memberikan gambaran mengenai kesejahteraan masyarakat yang ditinjau dari aspek sosial.
Begitu banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat, namun ada satu indikator kumulatif yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi yaitu Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product (PDB/GDP). Produk Domestik Bruto adalah istilah yang digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan nasional, sedangkan pada level yang lebih rendah biasa digunakan istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), (Pendapatan Regional Kabupaten Bireuen Tahun 2003:2).
Selanjutnya dinyatakan bahwa perekonomian barulah dapat dikatakan sedang tumbuh/berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa yang timbul yang bertujuan mewujudkan peningkatan pendapatan perkapita, dan hal ini berlangsung dalam jangka panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu dimana peningkatan pendapatan perkapita seolah-olah terhenti, tetapi bila di waktu-waktu selanjutnya tetapi terjadi peningkatan, maka itu tetap disebut terdapat pembangunan ekonomi di Universitas Almuslim.
Hal di atas menunjukkan bahwa pendapatan perkapita sebagai satu indikator keberhasilan pembangunan akan juga sangat tergantung pada pertambahan jumlah penduduk. Suatu negara yang mengalami kenaikan pendapatan nasional belum bisa dikatakan telah mengalami pembangunan ekonomi sebab apabila ternyata kenaikan pendapatan nasional itu diikuti oleh kenaikan penduduk yang lebih besar secara proporsional, maka negara tersebut justru akan mengalami penurunan dalam pendapatan perkapitanya (Hadi Prayitno, 1989: 42).
Membahas mengenai pendapatan asli daerah Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen, menurut Hasan Mustafa (2002) bahwa sebagian besar upaya yang dilakukan daerah untuk bisa mengurangi dana yang diperoleh dari pemerintah pusat adalah dengan memacu upaya memperoleh pendapatan asli daerah sebesar mungkin. Metode yang paling populer sampai dengan saat ini adalah dengan mengeksploitasi sumber daya alam daerah yang ada, dan melalui pajak dan retribusi daerah. Cara pertama sangat mungkin dilakukan, apabila di daerah sumber daya alamnya memang berlimpah, namun bagi daerah yang miskin akan sumber daya alam umumnya mengambil jalan lain yaitu meningkatkan penerimaan dengan cara kedua.
Sedangkan dalam UU No. 29 Tahun 2002, prioritas anggaran belanja pembangunan juga akan diprioritaskan untuk meningkatkan pembangunan daerah melalui otonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat, mempersiapkan pemilu yang demokratis, memantapkan persatuan kesatuan dan ketertiban umum, membangun dan memelihara sarana dan prasarana dasar penunjang pembangunan ekonomi, serta meningkatkan penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapatlah kita ketahui bahwa indikator dari pertumbuhan ekonomi di Universitas Almuslim Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen antara lain adalah PDRB dan pendapatan perkapita daerah. Kemudian indikator pendapatan asli daerah adalah sumber-sumber pendapatan asli daerah yaitu terdiri dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk selanjutnya berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan dalam setiap sektor maupun subsektor merupakan indikator dari pengeluaran pembangunan.
Keberhasilan suatu daerah ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu dalam penelitian ini, dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dengan indikator PDRB dan pendapatan perkapita diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan asli daerah dan pengeluaran pembangunan untuk mewujudkan pembangunan daerah yang lebih merata. Hal di atas dapat dijelaskan bahwa pencapaian target penerimaan pajak penghasilan masih akan sulit mengingat sangat rendahnya perkiraan laju pertumbuhan ekonomi (Moh Arsjad Anwar, 1986: 87).

2.2. Hipotesis
Bertolak dari uraian di atas maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ada pengaruh pertumbuhan Universitas Almuslim terhadap perkembangan ekonomi kota Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen.
Ada pengaruh pertumbuhan ekonomi Universitas Almuslim terhadap pengeluaran pembangunan di Kabupaten Bireuen.











BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian
Untuk analisis ini atau untuk menguji hipotesis penelitian serta mencapai tujuan penelitian, data yang dikumpulkan adalah berupa Data Sekunder. Data diperoleh dari beberapa instansi di Universitas Almuslim Kabupaten Bireuen. Selain itu diperlukan juga hasil data primer untuk melengkapi data sekunder berupa data yang diperoleh dari hasil wawancara terstruktur.

3.2. Populasi dan Sampel
Oleh karena penelitian ini merupakan studi kasus pada pertumbuhan ekonomi di Universitas Almuslim Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen sehingga populasi sekaligus sampelnya adalah laporan realisasi Universitas Almuslim Kabupaten Bireuen tahun 2010-2011.

3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu usaha dasar untuk mengumpulkan data dengan prosedur yang standar (Suharsimi Arikunto, 1996: 223). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002: 206)
Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi berupa catatan mengenai Produk Domestik Regional Bruto, jumlah pendapatan asli daerah, jumlah pengeluaran pembangunan di Universitas Almuslim Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2010-2011 dan berupa buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Wawancara
Teknik wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 1996: 145).
Teknik wawancara dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan dialog langsung dengan Dosen dan Mahasiswa untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai Produk Domestik Regional Bruto, pendapatan asli di Universitas Almuslim Kabupaten Bireuen dan pengeluaran pembangunan di Kabupaten Bireuen tahun 2010-2011 serta faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi pertumbuhan daerah Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen.
Sedangkan pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ialah pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang dilakukan oleh pewawancara, di mana mula-mula pewawancara menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.

3.4. Teknik Pengolahan Data
Data yang kita kumpulkan merupakan data mentah yang harus diorganisasikan sedemikian rupa agar dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik hingga mudah dianalisis dan ditarik kesimpulan (Budiarto, 2002).
1. Pemeriksaan Data (Editing)
Pemeriksaan data yang telah dikumpulkan, yang dilakukan pada kegiatan memeriksa data ialah penjumlahan dan melakukan koreksi.
2. Pemberian Kode (Coding)
Untuk mempermudah pengolahan semua variabel diberi kode terutama data klasifikasi.



3. Penyusunan Data (Tabulasi)
Penyusunan data merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

3.5. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Time Series
Untuk menganalisis tentang perkembangan pertumbuhan ekonomi daerah, pendapatan asli daerah beserta pengeluaran pembangunan akan dianalisis dengan menggunakan Analisis Time Series dan metode yang digunakan metode Ordinary Least Squares (Djarwanto PS, 1996: 274) dengan formulasi: Y = a + bX
Rumus untuk mendapatkan a dan b adalah:
2b naxxyyΣΣ=Σ=
Dimana:
Y : Nilai duga
X : Periode waktu
a : Konstanta
b : Besarnya perubahan variabel y yang terjadi pada setiap perubahan suatu unit variabel x.
n : Jumlah subyek
Analisis ini digunakan untuk mengetahui perkiraan pertumbuhan ekonomi daerah, pendapatan asli daerah, dan pengeluaran pembangunan pada tahun-tahun yang akan datang.
b. Analisis Regresi
Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel yang ada itu saling berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang dinyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel (Sudjana, 1996: 310).
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Untuk mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y digunakan teknik korelasi product moment dari pearson sebagai berikut:
2222xyYYNXXNYX-XYNrΣ−Σ−ΣΣΣΣ=
Dimana:
= Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y xyr
XYΣ = Jumlah prediktor x dan y
2XΣ = Jumlah kuadarat dari kreterium x
2YΣ = Jumlah kuadrat dari kreterium y
= Jumlah subyek N
(Suharsimi Arikunto, 1996: 162).
2) Menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak.
Untuk mengetahui apakah korelasi () yang diperoleh tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment. Apabila koefisien korelasinya lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikan 5% maka korelasi tersebut dinyatakan signifikan. xyr
3) Mencari persamaan garis regresi satu prediktor dengan rumus:
bXaY+=

Rumus yang digunakan untuk mencari a dan b :
222X)(XnXY)X)(()X( Y)(aΣ−ΣΣΣ−ΣΣ=
22XXn.YX-XYn.bΣ−ΣΣΣΣ=30 Dimana:
Y : Kriterium
X : Pediktor
a : Konstan
b : Koefisien regresi
(Sudjana, 1996: 315)



4) Untuk menguji apakah regresi linier atau tidak digunakan rumus:
()TCF = E2TC2SS Setelah diketahui F uji kelinieran regresi kemudian dikonsultasikan dengan F tabel. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka regresi linier (Sudjana, 1996: 332).
Hasil uji kelinieran dapat pula digunakan untuk menguji apakah variabel (X) berpengaruh terhadap variabel (Y) yaitu dengan membandingkan F hitung kemudian dikonsultasikan dengan F tabel dengan taraf signifikan 5%.
Sesuai dengan kaidah:
1) Jika F (TC) > F tabel maka hipotesis ditolak
2) Jika F (TC) < F tabel maka hipotesis diterima
(Sudjana, 1996: 332)
Setelah diketahui ada pengaruh antara variabel (X) terhadap variabel (Y), untuk mencari berapa besarnya pengaruh tersebut dengan mencari koefisien determinasi (2r) yang terlebih dahulu dicari dengan rumus:
()()(){}(){}2222YYnXXnYX-XYnrΣ−ΣΣ−ΣΣΣΣ=
(Sudjana, 1996: 369)
Berdasarkan keseluruhan hasil perhitungan tersebut kemudian dibuat tabel daftar analisis varian untuk menguji kelinieran regresi seperti berikut ini:
Tabel 1 : Analisis Varian (Anava) Regresi Linier Sederhana
Sumber
Varian Dk JK KT F
Total N 2YΣ 2YΣ -
Regresi a
Regresi()ba
Residu 1
1
n-2 ()2YΣ/n
()abJKJKreg=()2resYˆ-YJKΣ= ()2YΣ/n
()abJKS2reg= ()2-nˆ-YS22resYΣ= 2res2regSS
Tuna Cocok
Kekeliruan k-2
n-k JK (TC)
JK (E) 2-JK(TC)S2TC=
2eS=k-n(E)JK 2e2TCSS





DAFTAR PUSTAKA


Adiatmojo, Gatot Dwi. 2003. Pembangunan Berkelanjutan dengan Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Membangun Perekonomian dengan Basis Pertanian (Di Kabupaten Banyuasin). (Online), (http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=9&mnorutisi=5).
Anonim, 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2002 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2003. (Online), (http://www.cimbuak.com/articles).
----------, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: CV Eko Jaya.
----------, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Jakarta: CV Eko Jaya.
Anwar, Arsjad Moh. 1986. Prospek Ekonomi Indonesia Masalah dan Prospek 1986/1987. Jakarta: UI-Press.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
-----------,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
BPS. Pendapatan Regional Kabupaten Blora Tahun 2002. Blora: Badan Pusat Statistik.
Sadli. 2004. Ekonomi, Demokrasi dan Politik. (Online), (http://kolom.pacific.net.id/ind/prof m. sadli/artikel prof m. sadli/ekonomi. demokrasi dan politik.html).
Sekretariat Daerah. Data Anggaran/ Realisasi APBD Tahun 2000-2004. Blora: Sekda Bagian Keuangan.
Suandy, Erly. 2002. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suparmoko, M. 1999. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: BPFE.
Todaro, P Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga
Widjaja, HAW. 2001. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar