Selasa, 22 Juni 2010

EMI. PASAR VALUTA ASING

Apabila suatu barang ditukar dengan barang lain, tentu didalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antara keduanya. Nilai ini sebenarnya merupakan semacam “harga” di dalam pertukaran tsb. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tsb. Perbandingan inilah yang disebut dengan kurs (exchange rate).


Perbedaan tingkat kurs ini timbul karena :
a. Perbedaan kurs jual dan beli oleh para pedagang valuta asing/bank. Kurs beli adalah kurs yg dipakai apabila para pedagang valuta asing/bank membeli valuta asing, dan kurs jual apabila mereka menjual. Selisih kurs tsb merupakan keuntungan bagi para pedagang.
b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya. Kurs TT (Telegraphic Transfer) lebih tinggi daripada kurs MT (Mail Transfer) sebab perintah/order pembayaran dengan menggunakan telegram bagi bank merupakan penyerahan valuta asing dengan segera/lebih cepat dibandingkan dengan penyerahan melalui surat.
c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran. Sering terjadi bahwa penerimaan hak pembayaran yang berasal dari bank asing yg sudah terkenal (bonafide) kursnya lebih tinggi daripada yang belum terkenal.


Pasar valuta asing tidaklah hanya menyangkut kurs/harga valas saja, tapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak – pihak yang melakukan transaksi tsb antara lain :
a. Eksportir – importir
b. Bank
c. Pedagang perantara
d. Bank sentral



Fungsi Pasar Valuta Asing
a. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem “clearing” seperti halnya yg dilakukan oleh bank – bank serta para pedagang.
b. Karena sering terdapat transaksi internasional yg tidak perlu segera diselesaikan pembayaran dan atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian/kontrak jual beli dengan kredit.
c. Memungkinkan dilakukannya “hedging”. Seorang pedagang melakukan hedging apabila dia pada saat yg sama melakukan transaksi jual dan beli valuta asing di pasar yg berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs. Hedging dapat dilakukan pada pasar jangka (forward market). Pasar jangka adalah pasar dimana transaksi jual beli terjadi dengan harga yg disetujui pd saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barang dilakukan dikemudian hari. Berbeda dengan spot market dimana transaksi dan penyerahan barang terjadi pada saat yang bersamaan.


Spekulasi
Adalah tindakan untuk mengambil resiko karena harapan akan terjadinya perubahan harga. Seorang spekulator valuta asing dapat mengambil posisi jangka pendek (short position) apabila dia menjual valuta asing di pasar jangka (tanpa pada waktu itu berutang valuta asing sejumlah yang sama), dengan harapan bahwa dia dapat membeli dengan kurs spot yang lebih murah pada saat penyerahan valuta asing untuk kontraknya di pasar jangka. Sebaliknya dia dapat mengambil posisi jangka panjang (tanpa membuat janji untuk melakukan pembayaran pada saat kontrak selesai dengan kurs spot), dengan harapan bahwa kurs spot pada waktu kontrak di pasar jangka selesai lebih tinggi sehingga dia dapat memperoleh keuntungan. Jadi dalam hal spekulasi yang penting bagi spekulator adalah perbedaan antara kurs forward yang berlaku saat itu dengan harapan tentang kurs spot pada waktu yang akan datang.


Sistem Kurs Valuta Asing
Sistem kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta asing akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah – ubah di dalam batas yang kecil, meskipun batas – batas ini dapat diubah dari waktu ke waktu. Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Sistem ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas, kurs valuta asing relatif tetap atau hanya berubah – ubah dalam batas – batas yang ditentukan oleh ongkos angkut emas.
1. Sistem Kurs yg Berubah – ubah
2. Sistem Kurs yg Stabil
Pada dasarnya kurs yg stabil dapat timbul secara:
a. Aktif, yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs (stabilization funds)
b. Pasif, yakni di dalam suatu negara yg menggunakan sistem standar emas


• Stabilisasi Kurs
Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara apabila tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan bertambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah.
Usaha untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing bagi pemerintah lebih sukar karena cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Keterbatasan ini mungkin menyebabkan pemerintah tidak bisa sepenuhnya untuk mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta asing oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri. Besarnya cadangan mata uang sendiri dibawah kekuasaan/pengawasan pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah dapat mencetak uang.


Suatu negara dikatakan memakai standar emas apabila:
- Mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu.
- Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas
- Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yg tidak terbatas pada harga tertentu (yg sudah ditetapkan pemerintah).

• Pengawasan Devisa (Exchange Control)
Dalam sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari negara lain, terutama dalam hal negara tsb menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit dibanding dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya, yakni untuk tujuan – tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor.

Dalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa cara yaitu:
- Individual allocation, setiap pemohon devisa (importir) diadakan penelitian tentang penggunaannya. Apabila pemohon tsb disetujui lalu diberikan izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa.
- Exchange quota, untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu. Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk kategori impor tsb habis.
- Waiting list, ini merupakan pelengkap cara b diatas. Setiap surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu (waiting list) sampai devisa tersedia.


Tujuan negara menjalankan pengawasan devisa, adalah:
a. Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekan Neraca Pembayaran Internasional (NPI) yang disequilibrium. Apabila suatu negara tidak menghendaki penyeimbangan NPI yg defisit dengan politik deflasi ataupun devaluasi, maka harus diadakan penekanan terhadap defisit tsb dengan cara mengawasi langsung semua transaksi internasional. Cara langsung pengawasan transaksi internasional dengan pengawasan devisa dilakukan dengan mengatur cara memperoleh serta penggunaan devisa. Cara lain di dalam pengawasan devisa adalah dengan melalui quota impor dan izin/lisensi impor. Dengan cara tsb disequilibrium didalam NPI dapat ditekan (suppressed disequilibrium).
b. Melindungi industri dalam negeri. Dengan pembatasan impor maka pengawasan devisa mempunyai tujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan industri luar negeri.
c. Memperoleh pendapatan dari pemerintah. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dengan cara menetapkan kurs (exchage rate) yg berbeda antara pembelian dan penjualan. Kurs pembelian oleh pemerintah ditetapkan lebih rendah daripada kurs penjualan. Perbedaan kurs inilah yg merupakan pendapatan bagi pemerintah.
d. Tie In Import Arrangement: penggunaan devisa untuk impor barang tertentu, tetapi dengan syarat importir harus juga membeli barang pelengkap atau barang yang sama hasil produksi didalam negeri dalam proporsi tertentu.



Teori Purchasing Power Parity (PP)

Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi dari Swedia, Gustav Cassel. Dasar teorinya bahwa, perbandingan nilai satu mata uang dgn mata uang lain ditentukan oleh tenaga beli uang tsb (thd barang dan jasa) di masing-masing negara. Pada pokoknya ada dua versi teori purchasing power parity yaitu interpertasi absolut dan relatif.

Menurut interpretasi absolut purchasing power parity, perbandingan nilai satu mata uang dg mata uang lain (kurs) ditentukan oleh tingkat harga dimasing-masing negara.


Pasar Euro Dolar

Euro Dolar adl deposito bank yg dinyatakan dg Dolar AS pd bank2 diluar AS (sebagian besar di Eropa). Dua sifat pokok Euro Dolar adl 1. Merupakan kewajiban jangka pendek utk membayar dg dolar, 2. Kewajiban dr bank2 diluar Amerika.

Euro Dolar pertama timbul ketika pd permulaan th 1960-an Uni Soviet menjual emas di London utk membeli gandum dr AS. Sementara menunggu pembayaran gandumnya, Uni Soviet menyimpan hasil penjualan emasnya dlm bentuk deposito dolar di London. Pertimbangannya, dolar merupakan mata uang yg relatif aman pd saat itu serta menghemat ongkos sebab pembayaran pembelian gandum nantinya dg dolar. Sebab lain timbulnya Euro Dolar adl peraturan pemerintah Amerika ttg pembayaran tertinggi bunga utk deposito (regulation Q). Tingkat bunga di Inggris melebihi tingkat bunga tertinggi tsb, shg byk deposito di Amerika ditransfer ke Inggris. Disamping itu, fungsi dolar sbg mata uang pokok dlm lalu lintas pembayaran internasional menyebabkan deposito2 di bank dinyatakan dg dolar.

Dengan adanya Euro Dolar tsb maka transaksi pembayaran internasional dpt dilakukan secara efisien serta dlm waktu yg relatif singkat. Kerugian yg timbul adl Euro Dolar ini dpt bertambah melalui proses yg sama spt penciptaan uang di dlm sistem perbankan dlm negeri, mk dpt mengurangi kekuasaan penguasa moneter utk mengambil kebijaksanaan. Kerugian lain Euro Dolar dpt menambah ketidakstabilan dlm lalu lintas pembayaran internasional.


Argumen pro kontra kurs yg berubah2

Yg setuju mengatakan, bahwa keuntungan kurs yg berubah2 adl naiknya efisiensi didalam alokasi faktor2 produksi. Kurs tdk lain adl harga, dan di dlm pasar bebas harga akan berperan mengatur alokasi faktor produksi di dlm masyarakat secara efisien. Disamping itu, sistem kurs yg berubah2 akan mengurangi beban pemerintah utk mengatasi ketidakseimbangan dlm neraca pembayaran internasional. Sebab dlm sistem ini neraca pembayaran akan selalu seimbang. Proses penyeimbangannya melalui perubahan kurs, shg pemerintah tdk perlu menyediakan dana utk menyeimbangkan.

Yg kontra mengatakan, bahwa kurs yg berubah2 akan menyebabkan ketidakstabilan dlm lalu lintas pembayaran internasional shg dpt mengurangi volume perdagangan. Terutama bagi negara yg sgt tergantung pd perdagangan luar negeri, perubahan kurs yg selalu terjadi akan menyebabkan perubahan harga2 di dlm negeri. Akibat selanjutnya, kepercayaan masyarakat thd mata uang serta efisiensi alokasi faktor produksi dpt turun.

Yg setuju, ketidakstabilan dlm lalu lintas pembayaran serta turunnya volume perdagangan adl alasan yg terlalu dibesar2kan. Secara teoritis, kurs yg berubah2 relatif lbh stabil sebab pasar valuta asing biasanya sgt kompetitif dan permintaan dan penawarannya sgt elastis thd harga. Dlm keadaan spt ini, hanya dipelukan perubahan kurs yg sgt kecil saja utk menyeimbangkan pasar apabila terdapat ketidakseimbangan sbg akibat terjadinya perubahan permintaan dan penawaran.

Yg kontra, penyesuaian harga yg cepat sgt bertentangan dg keterlambatan waktu antara perubahan harga/kurs dg perubahan dlm ekspor dan impor. Perubahan kurs yg kecil saja mungkin dpt mengakibatkan ketidakstabilan. Sbg contoh, kenaikan nilai suatu mata uang dpt mengakibatkan para spekulan berpengharapan bahwa nilai mata uang tsb akan terus naik shg mereka bahkan menambah pembelian yg akibatnya harga akan terus naik. Demikian sebaliknya jika terjadi penurunan harga. Spekulasi, akhirnya akan menambah ketidakstabilan (destabilizing speculation).


Yg setuju, kegiatan spekulasi justru malah menstabilkan. Sebab utk memperoleh keuntungan para spekulan akan menjual pd waktu harga tinggi dan membeli pd waktu harga rendah. Dengan tindakan ini kegiatan spekulasi akan memperkecil ketidakstabilan.

6 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. cara untuk melihat nilai tukar kurs menurut TT dan MT gmn donk?
    kan beda nilai kurs menurut Bank note dan TT atau pun MT

    BalasHapus
  6. sumpah, mataku sakit baca tulisan ini. tolong ganti jenis hurufnya agar nyaman dibaca

    BalasHapus